RSS

Arsip Kategori: SKRIPSI

Studi Kasus Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Volly


 STUDY KASUS TERHADAP FAKTOR PENYEBAB TIDAK BERJALANNYA
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLLY

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan di era modern sekarang ini, karakter dan ruang lingkup pendidikan telah berubah, pendidikan tidak hanya terbatas oleh kurikulum formal melainkan diperluas dengan pendidikan di luar sekolah. Dengan melihat potensi yang ada pada kegiatan rekreasi, maka rekreasi melalui kegiatan-kegiatannya memberi kemungkinan untuk dijadikan mediasi untuk mencapai tujuan pendidikan.

Murni dan Saputra (2000:25) menjelaskan bahwa :
Pendidikan rekreasi merupakan proses pendidikan, karena tujuannya bersifat mendidik. Dalam pelaksanaannya, kegiatan rekreasi digunakan sebagai wahana atau pengalaman belajar. Melalui pengalaman belajar inilah, maka siswa sebagai peserta didik akan tumbuh dan berkembang guna mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan rekreasi adalah proses ajar melalui kegiatan rekreasi dan sekaligus pula sebagai proses ajar untuk menguasai aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Fungsi sekolah dalam pendidikan rekreasi adalah penting dalam menyampaikan program untuk meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan waktu luang dan rekreasi bagi para peserta didik. Fungsi rekreasi sebagai pengaruh kekuatan sosial, materi dan metode pendidikan sama pentingnya.
Salah satu dampak yang cukup besar dari kegiatan rekreasi pada institusi pendidikan adalah pengembangan sikap sosial. Pendidikan sekarang bersifat pemenuhan akan fungsi kelembagaan yang harus membantu individu untuk memperluas sikap dan pemahaman tentang waktu luang dan pengembangan skill.  Dampak lain dari kegiatan rekreasi pada pendidikan adalah memahami tidak hanya etika bermain tetapi juga memahami makna perselisihan dan tekanan serta berupaya untuk mencari solusinya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis bahwa pelaksanaan olahraga rekreasi di SMP PGRI 23 Bantarsari mengalami berbagai kendala. Kendala-kendala tersebut diduga kuat sebagai faktor penyebab ketidaklancarannya suatu kegiatan yang telah diprogramkan, seperti halnya kegiatan olahraga rekreasi. Dari keterangan yang diberikan oleh salah seorang guru, sebenarnya kendala ini disebabkan oleh ketidaksesuaiannya antara kegiatan olahraga rekreasi yang menjadi pilihan siswa dengan keadaan faktor penunjang yang dimiliki oleh sekolah. Selain itu, faktor ketiadaan pembimbingpun turut pula menjadi kendala para siswa pada saat melaksanakan olahraga rekreasi. Benar tidaknya keterangan ini patut dibuktikan. upaya untuk mengatasi hal tersebut telah dan sedang dilakukan oleh sekolah. SMP PGRI 23 Bantarsari berbesar harapan apabila suatu saat nanti, kegiatan olahraga rekreasi yang telah diprogramkan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas dan objektif, itu sebabnya penelitian ini dilakukan dan hasilnya akan mengisi laporan penulisan skripsi yang diajukan sebagai salah satu syarat kesarjanaan penulis. Adapun judul skripsi yang dimaksud, yaitu : “Pengaruh Olahraga Rekreasi terhadap Perubahan Sikap Siswa di SMP PGRI 23 Bantarsari”.

B. Rumusan Masalah
Untuk kepentingan penelitian ini, peneliti merumuskan masalah yaitu Bagaimana pengaruh olahraga rekreasi terhadap perubahan sikap siswa di SMP PGRI 23 Bantarsari”.

C. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini sudah barang tentu ada tujuan yang ingin di capai. Adapun tujuan yang dimaksud adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh olahraga rekreasi terhadap perubahan sikap siswa di SMP PGRI 23 Bantarsari.

D. Batasan Masalah
Penelitian ini di fokuskan pada hal-hal sebagai berikut :
1.    Faktor-faktor internal yang berasal dari siswa, yang meliputi keterampilan, gairah belajar, sikap hidup, kepribadian.
2.    Siswa yang menjadi objek penelitian adalah siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler kelas 2 SMP PGRI 23 Bantarsari tahun ajaran 2005/2006
3.    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dengan menggunakan instrumen utamanya adalah angket jenis tertutup
E. Definisi Operasional
Ada beberapa istilah yang sengaja dimunculkan untuk didefinisikan arti dan maknanya. Pendefinisian ini dilakukan untuk memperjelas dan juga mempertegas arti dan makna dari setiap istilah yang kerapkali digunakan istilah-istilah yang dimaksud, adalah sebagai berikut.
1)    Pengaruh adalah Merupakan akibat yang dapat menyebabkan berubahnya suatu hasil yang diakibatkan oleh adanya perubahan suatu hal.
2)    Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dijadikan sarana rekreasi untuk mencapai tujuannya.
3)    Rekreasi merupakan aktivitas pengisi waktu luang yang dilakukan secara individu atau kelompok tanpa paksaan dengan melibatkan unsur fisik, psikis, emosional, dan sosial yang mengandung sifat sebagai pemulihan kembali keadaan yang ditimbulkan akibat aktivitas rutin.
4)    Guru penjas yaitu guru yang bertugas membimbing dan melatih siswa dalam pelajaran olahraga.
5)    Perkembangan sikap adalah “sikap mental yang khusus untuk menanggapi berbagai pengalaman yang dapat mengubah pengalaman-pengalaman itu, atau suatu kesiapan untuk melakukan tertentu”. (Qadar,1985:26).
6)    Perubahan sikap siswa adalah perbedaan antara hasil dari tes permulaan, sebelum diadakan olahraga rekreasi dan hasil setelah diadakan olahraga rekreasi.

F. Anggapan Dasar
Dalam penelitian penting artinya suatu anggapan dasar, terutama untuk menjajaki segala kemungkinan dalam penelitiannya. Dalam hal ini Winarno Surakhmad (1990:107) mengungkapan bahwa anggapan dasar adalah :”Sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidikan”.
Sesuai dengan pengertian tersebut di atas, maka anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.    Olahraga rekreasi adalah bagian dari mata pelajaran penjaskes yang mempunyai banyak kegiatan. Seperti halnya pada olahraga pada umumnya dengan olahraga rekreasi maka akan memacu perkembangan manusia secara menyeluruh misalnya perkembangan-perkembangan jasmani, koordinasi gerak, kejiwaan dan sosial. (Uus, 2004:8) Tujuan utama olahraga rekreasi adalah untuk mengajarkan permainan sehingga  siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat meningkatkan keterampilan bermain siswa yang akan berdampak positif terhadap perilaku hidupnya.
2.    Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu” (Mas’ud Hasan Abdul Qadar, 1985:26). Sedangkan menurut Warren sikap itu adalah “sikap mental yang khusus untuk menanggapi berbagai pengalaman yang dapat mengubah pengalaman-pengalaman itu, atau suatu kesiapan untuk melakukan tertentu”. (Waren dalam Mas’ud Hasan Abdul Qadar, 1985:26) Kemudian Droba mengemukakan bahwa “sikap adalah gaya mental manusia untuk bertindak ke arah atau menentang suatu obyek tertentu” (Rochman Natawijaya, 1979:123). Selanjutnya Allport merumuskan bahwa “sikap itu adalah keadaan siap yang bersifat mental dan netral, yang terusun melalui pengalaman yang mengarahkan pengaruh yang mengarah atau dinamik kepada respon yang dilakukan terhadap semua obyek dan situasi yang berhubungan dengan inividu yang bersangkutan” (Rochman Natawijaya, 1979:123).
Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sikap adalah kesediaan mental individu yang mempengaruhinya mewarnai bahkan menentukan kegiatan individu yang bersangkutan dalam memberikan respon terhadap obyek atau situasi yang mempunyai arti baginya.
3.    Perubahan sikap siswa terhadap olahraga sangat dipengaruhi kemampuan guru dalam memilih metode yang tepat yang salah satunya adalah olahraga rekreasi sehingga dapat memacu perkembangan sikap siswa secara menyeluruh misalnya perkembangan jasmani, koordinasi gerak, kejiwaan dan sosial. Menurut Haditomo (1989:125) menjelaskan bahwa manfaat olahraga rekreasi bagi anak-anak adalah dapat memajukan aspek-aspek perkembangan seperti motorik, kreativitas, kecakapan-kecakapan fungsi sosial dan kognitif dan juga perkembangan motivasi dan emosional.
Berdasarkan pemahaman tersebut, anggapan dasar penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Perkembangan sikap siswa yang berbeda terhadap olahraga maka memungkinkan guru untuk mencari suatu metode yang tepat yang dapat meningkatkan keterampilan siswa yang telah dimilikinya.
2.    Pembelajaran olahraga rekreasi dapat meningkatkan perkembangan sikap siswa apabilan dilakukan dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran dikatakan sukses jika anak dapat memahami dan dapat mengandung arti bagi dirinya.
3.    Peranan guru penjas harus dapat menjiwai esensi dari olahraga rekreasi sehingga diharapkan di dalam mengimplementasi pengajarannya akan dapat memberikan arah dan pemahaman yang lebih baik pada siswa tentang olahraga rekreasi.

Untuk Yang lengkap Hubung Ane Coy KLIK DISINI

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 20 November 2010 inci SKRIPSI

 

Peranan Internal Audit atas Kredit Dalam Meningkatkan Kelancaran Pengembalian Kredit


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah
“Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi  mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menapsirkannya menjadi nilai (berupa data kualitatif dan kuantitatif) sesuai dengan standar tertentu” (Kosadi, et.al, 1994 : 1-2). Evaluasi pendidikan dan pengajaran merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan. Dengan pelaksanaan evaluasi akan didapatkan suatu data, baik itu data kualitatif maupun data kuantitatif. Data tersebut ditapsirkan dalam bentuk nilai. Nilai yang dibuat disesuaikan dengan standar tertentu. Penilaian yang diperoleh siswa sebagai patokan atau acuan untuk prestasi siswa. Siswa dapat meningkatkan nilai yang diperolehnya jika ternyata nilai sebelumnya rendah, sebaliknya siswa pun akan mempertahankan nilai tinggi yang telah diperolehnya. Oleh karena itu hasil evaluasi perlu diberitahukan pada siswa dan penilaian harus dilaksanakan secara objektif.
Tujuan penilaian menurut Nurgiyantoro adalah :
1.    Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan.
2.    Untuk memberikan objektivitas pengamatan kita terhadap tingkah laku hasil belajar siswa.
3.    Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang-bidang atau topik-topik tertentu.
4.    Untuk menentukan layak tidaknya seorang siswa dinaikkan ke tingkat di atasnya atau dinyatakan lulus dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya.
5.    Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan (1995 : 14-15).

Tujuan Evaluasi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah :
1.    Mengukur tingkat pengetahuan tentang Bahasa dan Sastra Indonesia.
2.    Mengukur tingkat keterampilan berbahasa dan berapresiasi sastra.
3.    Mengukur sikap terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia (Kosadi, et.al, 1994 : 15).
Dilihat dari tujuan penilaian dan tujuan evaluasi pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, pelaksanaan evaluasi merupakan hal sangat penting. Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran secara umum. Semua kegiatan pendidikan yang dilakukan harus diikuti atau disertai dengan kegiatan evaluasi untuk memberikan penilaian. Kiranya tidak sempurna jika suatu pengajaran tidak diikuti oleh suatu penilaian. Tanpa melakukan suatu evaluasi, tidak mungkin dapat menilai dan melaporkan hasil secara objektif.
Kegiatan evaluasi memerlukan suatu alat di antaranya adalah tes. Salah satu  jenis tes yaitu Tes Sumatif  atau Ulangan Umum yang diberikan pada siswa sesudah jumlah kegiatan belajar diselesaikan dalam suatu periode tertentu. Periode tertentu di sini biasanya caturwulan atau semester. Tujuannya adalah  mengumpulkan data atau informasi untuk menentukan target dan taraf serap siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan.
Tes sumatif biasanya terdiri dari dua bentuk tes yaitu bentuk tes objektif dan bentuk tes esai. Tes objektif salah satu jenisnya adalah pilihan berganda yang memiliki kelebihan dan kelemahan, baik itu bagi pembuat soal maupun bagi siswa.
Kelebihan bentuk tes objektif adalah :
1.    Dapat mengambil bahan yang akan diteskan secara lebih menyeluruh daripada tes esai.
2.    Hanya memungkinkan adanya satu jawaban yang benar.
3.    Mudah dikoreksi karena tinggal mencocokkan jawaban siswa dengan kunci jawaban yang telah dipersiapkan.
4.    Hasil pekerjaan tes objektif dapat dikoreksi secara cepat dengan hasil yang dapat dipercaya (Nurgiyantoro, 1995 : 76-77)

Dari pendapat Nurgiyantoro di atas dapat diketahui pembuat soal lebih leluasa untuk mengambil bahan yang akan diteskan, selain itu hasil pekerjaan siswa mudah dan cepat dikoreksi. Namun, bentuk  tes objektif juga memiliki kelemahan.   
Kelemahan bentuk tes objektif adalah :
1.    Penyusunan tes objektif membutuhkan waktu yang relatif lebih lama, di samping membutuhkan ketelitian, kecermatan dan kemampuan khusus dari pihak guru.
2.    Ada kecenderungan guru yang menekankan perhatiannya pada pokok-pokok bahasan tertentu saja sehingga tes tidak bersifat komprehensif.
3.    Pihak siswa yang mengerjakan tes mungkin sekali melakukan hal-hal yang bersifat untung-untungan.
4.    Tes objektif biasanya panjang sehingga membutuhkan biaya yang besar untuk pengadaannya (Nurgiyantoro, 1995 : 77-78).

Bagi pihak siswa kelemahan bentuk tes objektif memungkinkan siswa untuk bersifat untung-untungan, salah satu kemungkinan disebabkan soal-soal yang dibuat kurang memenuhi syarat-syarat alat tes yang baik. Dengan adanya kelebihan dan kelemahan bentuk tes objektif, tentu soal-soal yang dibuat harus dapat dipertanggungjawabkan sehingga kelemahan-kelemahan itu dapat berkurang.
Tes sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, diharapkan mampu memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karena itu, tes harus dipertanggungjawabkan sebagai alat penilaian yang baik. Bagaimanapun baiknya proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru tanpa ditunjang oleh alat tes yang baik, maka keberhasilan belajar siswa pun tidak akan baik pula. Untuk keperluan itu, dibutuhkan informasi apakah alat tes yang diberikan telah memenuhi syarat-syarat baik yang dimaksud sebagai alat tes.
Tuckman mengungkapkan bahwa “alat tes yang baik harus dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai kriteria atau segi, yaitu segi kelayakan (appropriateness), kesahihan (validity), ketepercayaan (reliability), ketertapsiran (interpretability) dan kebergunaan (usability)” (dalam Nurgiyantoro, 1975 : 209).
Salah satu cara untuk mengetahui informasi alat tes yang memenuhi syarat-syarat di atas yaitu dilakukan dengan cara menganalisis alat tes yang dimaksud. Dalam hal ini terutama menganalisis hasil ulangan umum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI Caturwulan I di SDN Banjarsari 05.

untuk lebih jelas detail silahkan hubungi ke Klik Saja Coy

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 20 November 2010 inci SKRIPSI

 

KTI Kebidanan / Stikes


  1. HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST SECTIO CAESARIA (SC) DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RUANG KEBIDANAN … TAHUN 2007 download
  2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR GANTI CARA DARI SUNTIK KE PIL DI BPS … TAHUN 2007 download
  3. FAKTOR PENYEBAB PERDARAHAN POST PARTUM DI RUANG … TAHUN 2006 download
  4. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BPS … TAHUN 2007 download
  5. GAMBARAN PENANGANAN TERHADAP REMAJA PUTRI KORBAN PERKOSAAN DI UNIT PELAYANAN TERPADU-PEREMPUAN KORBAN TINDAK KEKERASAN (UPT-PKTK) … TAHUN 2007 download
  6. PENATALAKSANAAN KALA III DAN KALA IV OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS … TAHUN 2007 download
  7. PENATALAKSANAAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG … TAHUN 2007 download
  8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL MENOLAK DALAM BERHUBUNGAN SEKS DI … TAHUN 2007 download
  9. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS … TAHUN 2007 download
  10. HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR IUD DENGAN KECEMASAN AKSEPTOR IUD DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS … TAHUN 2007 download
  11. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI RUMAH SAKIT … TAHUN 2007 download
  12. GAMBARAN PENGETAHUAN CALON AKSEPTOR KB MENGENAI KBA METODE OVULASI BILLING DI RUMAH SAKIT PANTI … TAHUN 2007 download
  13. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM 6 HARI DI DESA … WILAYAH KERJA PUSKESMAS … TAHUN 2007 download
  14. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BELUM TERCAPAINYA CAKUPAN K4 DI DESA … WILAYAH KERJA PUSKESMAS … TAHUN 2006 download
  15. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA … KECAMATAN … TAHUN 2007 download
  16. GAMBARAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG IMUNISASI DPT DI PUSKESMAS … TAHUN 2007 download
  17. HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP PROSES PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS … TAHUN 2007 download
  18. FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KELUHAN PREMENOPAUSE PADA IBU YANG BERKUNJUNG KE RB … TAHUN 2006 download
  19. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) WILAYAH KERJA PUSKESMAS … TAHUN 2007 download
  20. KARAKTERISTIK IBU DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT … TAHUN 2007 download
  21. KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MENGALAMI KEPUTIHAN DI RB … download
  22. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS … TAHUN 2007 download
  23. HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI RUMAH SAKIT … TAHUN 2007 download
  24. GAMBARAN FAKTOR KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS … TAHUN 2008 download
  25. HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD … TAHUN 2007 download
  26. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MATERI BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS … TAHUN 2007 download
  27. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK YANG MENGALAMI KENAIKAN BERAT BADAN DI BPS … TAHUN 2007 download
  28. PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA … TAHUN 2008 download
  29. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP STANDAR PELAYANAN ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS … TAHUN 2007 download
  30. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DI DESA …TAHUN 2008. download
  31. GAMBARAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI BPS WILAYAH KERJA PUSKESMAS …TAHUN 2008 download
  32. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI TERLALU DINI DI DESA …TAHUN 2007. download
  33. GAMBARAN PENERAPAN KONSELING KB TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …TAHUN 2007 download
  34. KARAKTERISTIK IBU DENGAN ABORTUS DI RSUD … TAHUN 2007 download
  35. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD TERHADAP PENGGUNAAN AKDR/IUD DI PUSKESMAS …TAHUN 2007 download
  36. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS … TAHUN 2008 download
  37. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS HARI PERTAMA DI BPS …TAHUN 2007 download
  38. GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI LINGKUNGAN … TAHUN 2008 download
  39. GAMBARAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (KALA I ) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) …TAHUN 2008 download
  40. KARAKTERISTIK BALITA GIZI KURANG DI KAMPUNG …TAHUN 2008 download
  41. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIDAN MELAKUKAN SUNAT PEREMPUAN DI TIGA KECAMATAN DI KABUPATEN …TAHUN 2008 download
  42. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DALAM PEMANFAATAN BUKU KIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …TAHUN 2008 download
  43. GAMBARAN LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA …TAHUN 2008 download
  44. ANALISIS PELUANG TERJADINYA PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB) PADA PASIEN HYPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) …TAHUN 2008 download
  45. HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …TAHUN 2008 download
  46. KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT … 2008 download
  47. HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT …TAHUN 2007 download
  48. KARAKTERISTIK IBU POST PARTUM YANG MENGALAMI INFEKSI NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …TAHUN 2007 download
  49. HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …TAHUN 2008 download
  50. HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG STANDAR ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN PRAKTEK PELAKSANAANNYA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …TAHUN 2008 download
  51. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BUDAYA PATRIARKI DENGAN KEJADIAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI DESA PURWAJAYA WILAYAH KERJA PUSKESMAS …TAHUN 2008 download
  52. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PRE DAN POST SC OLEH BIDAN DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT … TAHUN 2008 download
  53. GAMBARAN RENDAHNYA KEIKUTSERTAAN SUAMI MENJADI AKSEPTOR KB DI …TAHUN 2008 download
  54. GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG MANAJEMEN AKTIF KALA III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …TAHUN 2008 download
  55. GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG MANAJEMEN AKTIF KALA III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …TAHUN 2008 download
  56. KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) …TAHUN 2008 download
  57. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PEMBERIAN ASI 30 MENIT SETELAH BAYI LAHIR OLEH BIDAN RSUD …TAHUN 2008 download
  58. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP KEPUTIHAN DAN PENANGANANNYA DI DESA …TAHUN 2008 download
  59. KARAKTERISTIK IBU YANG MENYAPIH ANAK PADA USIA SEBELUM 2 TAHUN DI DESA … TAHUN 2008 download
  60. KARAKTERISTIK IBU YANG MENGALAMI MENOPAUSE DI BPS. … TAHUN 2008. download
  61. HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS … TAHUN 2008 download   

Sumber :  Klik Aja Disin Terima Ksih Broo

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 29 Oktober 2010 inci SKRIPSI